: :

Navbar Bawah

Cari Blog Ini

Rabu, 08 Januari 2014

Cek Posting

Kenapa Menulis Ini?


Dari pertemuan terakhir kami, satu bulan yang lalu entah dari mana datangnya suatu gagasan dari teman saya lina bahwa “mungkin sebaiknya kita membuat sebuah buku biografi tentang perjalanan pertemanan kita agar suatu saat nanti jika kita sudah tidak bisa melakukan kegiatan pertemuan tahunan seperti ini, kita tidak akan kehilangan memori tentang ini”. Yah kurasa itu ide yang sangat bagus, dan aku mulai sadar kenapa lina mengajukan saran yang seperti ini melihat kondisi pertemuan pada tahun ini sangatlah tidak memiliki atmosfir yang menyenangkan, bukan karena kami semua tidak akrab lagi atau kami semua punya masalah, tetapi adalah jumlah kami yang bisa sepenuhnya hadir pada saat itu tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, selain itu juga ada beberapa hal yang keluar dari rancangan biru yang kami sepakati sebelum acara tersebut.

Semuanya juga sepertinya merasakan hal yang sama terutama kami yang tidak pernah absen dari pertemuan tahunan ini (aku, lina, wanda dan aini), bahkan setalah kami semua yang bisa hadir sudah lengkap, tetap saja terasa tidak lengkap entah apa itu, sulit mendiskripsikanya, walau kita semua masih bisa saling melempar kegembiraan dengan candaan-candaan khas kita masing-masing. “hmmm- sepi sekali ya rasanya, rasanya beda banget” keluhku kepada seseorang namun nyatanya aku tidak tahu siapa yang kuajak bicara tapi sepertinya semua mendengar dan meng-iya-kan keluhanku. Bahkan si tuan rumah kelihatan yang paling parah merasakan sepinya pertemuan kali ini, sampai-sampai dia melakuan blunder menurutku, dengan mengundang sang-kekasih datang. Yah, memang tak ada salahnya karena wanda mungkin berasumsi semakin banyak yang hadir semakin bagus. Namun pada faktanya adalah kita jadi terbagi menjadi kelompok-kelompok saat ngobrol. Belum lagi noto dan sholeh yang kelihatan tidak tahu bagaimana cara membaur dengan baik, mereka berbicara sesuatu yang hanya di mengerti orang yang pernah merantau di Malaysia. Saat itulah lina nyeletuk ide untuk membuat ini, sebagai memori yang terlulis agar suatu saat nanti jika sudah tidak bisa diteruskan acara pertemuan tahunan seperti ini. Kita memiliki memori tertulisnya, dan meminta aku yang sedikit punya kecakapan untuk membuatnya, dengan format biografi tapi dengan gaya penulisan seperti karya Dony Dhirgantoro “5cm”.

Read More --►